Senin 10 Dec 2012 14:54 WIB

Buruh Kembali Blokir Akses Menuju Tol Tamora

Ribuan buruh dari berbagai Serikat Pekerja melakukan unjuk rasa mendukung aksi mogok kerja nasional (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ribuan buruh dari berbagai Serikat Pekerja melakukan unjuk rasa mendukung aksi mogok kerja nasional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DELI SERDANG -- Aksi memblokir akses jalan menuju gerbang tol Tanjung

Morawa (Tamora), Kabupaten Deli Serdang kembali dilakukan oleh ribuan buruh yang menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara, Senin.

Akibat aksi yang dimulai sejak pukul 11.00 tersebut, ruas jalan di sekitar lokasi tersebut tidak bisa dilintasi kendaraan dan sempat membuat ratusan mobil dan truk terjebak macet hingga sepanjang hampir satu kilometer.

Selama aksi unjuk rasa berlangsung, sejumlah aktivitis serikat pekerja melakukan orasi yang pada intinya mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) agar menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2013 sebesar Rp 2,2 juta per bulan.

"Kami tidak setuju dengan keputusan Gubernur Sumatera Utara menetapkan UMP tahun 2013 sebesar Rp 1.375 per bulan," kata Ketua Divisi Konstruksi dan Transportasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Anthony Lumbantobing.

Menurutnya, UMP Sumut 2013 yang baru-baru ini ditetapkan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho sudah tidak sesuai dengan standar kebutuhan hidup layak para buruh dan aksi sejenis akan terus digelar sebelum Gubernur Sumut merevisi UMP 2013 sesuai dengan tuntutan mereka.

"Kami akan terus berjuang agar UMP Sumatera Utara segera direvisi sesuai dengan tuntutan para buruh," ujar Anthony.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengamanan Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa Nurmawan, membenarkan seluruh pintu tol Tamora terpasa ditutup sementara selama berlangsungnya aksi unjuk rasa buruh tersebut.

"Bagi pengemudi kendaraan yang hendak menuju gerbang tol Tamora, terpaksa sementara mereka kami arahkan keluar dari gerbang tol Amplas Medan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement