REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelaksanaan Pilkada Bangkalan pada 12 Desember mendatang dipastikan bakal berlangsung panas.
Itu lantaran pendukung Imam Buchori-Zaenal Alim yang dicoret KPU Bangkalan dari bursa pemilihan bakal tetap berjuang meminta keadilan.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jerry Sumampow, mempertanyakan independensi KPU Bangkalan yang terkesan memihak incumbent.
Apalagi Bupati Bangkalan, Fuad Amin, menyatakan bakal terjadi carok kalau pilkada ditunda. “Mengapa Bupati bilang akan terjadi carok? Ini bentuk intervensi dan bisa menciptakan konflik horizontal (saling bacok),” kata Jerry di Jakarta, Ahad (9/12).
KPUD Bangkalan mencoret Imam Buchori-Zaenal Alim gara-gara keputusan PTUN Surabaya. Gugatan diajukan oleh Partai Persatuan Nasional (PPN), salah partai pengusung pasangan Imam Buchori-Zaenal Alim.
Partai yang dulu bernama Partai Persatuan Daerah (PPD) ini menggugat ke PTUN karena merasa tidak mendukung Imam-Zain. PTUN Surabaya mengabulkan gugatan pemohon pada 7 Desember lalu. Sontak keputusan itu mendapat penolakan pendukung Imam Buchori-Zaenal Alim yang menduduki KPUD Bangkalan.
Anggota KPU Pusat, Arief Budiman, menyatakan kesulitan mengakses hasil putusan PTUN Surabaya. Ia juga tidak tahu mengapa KPUD Bangkalan tidak memilih banding dan sangat cepat mencoret pasangan Imam Vuchori-Zaenal Alim.
“Salinan putusan belum bisa diperoleh. Kami pasti membaca detil situasi, lalu melakukan supervisi,” kata Arif. “Sampai hari ini, kami belum bisa memperoleh dengan detail. Tapi otoritas ada pada mereka.”
Anggota Bawaslu, Daniel Zuchron, menyatakan Panwas Bangkalan sedang melakukan investigasi dan pemetaan terhadap situasi terkini. Sebelum mengeluarkan kesimpulan, apakah pelaksanaan pilkada tetap berlangsung atau dihentikan, pihaknya hanya bisa memantau saja.
“Kami hanya bisa mengawasi saja. Kantor KPUD yang tidak bisa beroperasi juga harus jadi pertimbangan juga,” ujarnya.