REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar, mengajak pengusaha dan pekerja bekerja sama dan membantu pemerintah melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
"Pekerja/buruh selalu berhadapan dengan berbagai potensi bahaya kesehatan maupun kecelakaan kerja di tempat kerjanya, termasuk berisiko tertular HIV/AIDS. Kita harus terus berupaya mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS di tempat kerja mengingat bahwa lebih dari 85 persen para pengidap HIV/AIDS adalah usia produktif," kata Muhaimin dalam keterangan pers di Jakarta, Ahad (9/12).
Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja, kata Muhaimin, dapat dilaksanakan dengan cara menyebarluaskan informasi. Selain itu, kata dia, adalah dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang HIV/AIDS serta mengembangkan kebijakan pencegahan dan penanggulangan lingkungan kerjanya masing-masing.
Menakertrans memberikan penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat kerja (AIDS Award) bagi perusahaan yang peduli HIV/AIDS tahun 2012 kepada 53 Perusahaan dan empat individu, Jumat lalu. Cara ini adalah untuk meningkatkan partisipasi perusahaan dalam program penanggulangan HIV/AIDS pemerintah.
Keempat individu peduli HIV/AIDS yang menerima penghargaan adalah Rustriningsih dari KPA Provinsi Jawa Tengah, Yakobus Kristono dari Yayasan Kalandara, Hasan Supriyono dari KPA Kota Pekanbaru, dan Hasia Mahrifa dari PT Trakindo Utama Pekanbaru.
Muhaimin mengatakan segala pemangku kepentingan harus dapat mencermati dinamika dunia kerja yang saat ini menyebabkan meningkatnya potensi penularan HIV. Dikatakannya, penularan penyakit itu disebabkan oleh beberapa kondisi seperti tingkat mobilitas pekerja/buruh yang tinggi, meningkatnya perilaku seks yang beresiko dan maraknya dunia hiburan yang menyertai perkembangan industri.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba khususnya narkoba suntik di kalangan pekerja/buruh dan kurangnya pemahaman dan akses informasi serta layanan terkait HIV dan AIDS bagi pekerja juga menjadi faktor meningkatnya penularan HIV pada para pekerja/buruh tersebut.
"Dampak HIV/AIDS merupakan salah satu ancaman bagi sektor ketenagakerjaan mengingat tenaga kerja adalah tulang punggung kegiatan pembangunan dan bisnis," kata Muhaimin.