REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Untuk mengantisipasi bencana puting beliung, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman meminta warga untuk memangkas pohon di pekarangan rumahnya.
Pasalnya, sebagian besar kerusakan yang terjadi disebabkan karena tertimbun pohon.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengatakan masyarakat harus lebih mewaspadai pepohonan tumbang. Karena itu, ada baiknya, pohon tersebut dipangkas, agar batang tidak rimbun dan mudah diterpa angin.
“Namun jangan menebangnya, karena itu bertolak belakang dengan program penghijauan yang sedang dilakukan Pemkab Sleman,” katanya pada wartawan di Posko Tanggap Darurat Bencana, Desa Purwomartani, Sleman, Sabtu (8/12).
Dia juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir dalam membangun kembali sarana dan prasarana tempat tinggalnya. Menurut Purnomo, Pemkad dan ribuan relawan Sleman selalu siap untuk memberikan bantuan.
Namun, Purnomo mengatakan, bukan berarti Pemkab mengganti semua kerugian yang ada. Hanya saja, turut memberikan sokongan moril agar kondisi desa tersebut dapat pulih kembali. “Masyarakat secara mandiri juga sudah membenahi kembali rumah serta pekarangan mereka,” ujarnya.
Kemudian, bagi para korban, dengan adanya jaminan kesehatan daerah (Jamkesda), masyarakat tidak perlu khawatir. Meskipun tidak menyatakan nominalnya secara khusus, namun, Pemkab akan mencukupi biaya perawatan mereka.
Ketua Forum Kordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kabupaten Sleman, Harjuna Priya Husada, mengatakan pihaknya juga sudah mendirikan dapur umum untuk para korban dan relawan yang ada. Menurutnya, stok pangan yang ada saat ini, mencukupi untuk kebutuhan lima hari kedepan.
“Dari data yang terkumpul, ada sekitar 1.200 orang yang akan menerima suplai konsumsi dari dapur umum Tagana,” katanya.
Harjuna menyebutkan, di antara jumlah tersebut, beberapa warga yang masuk ke dalam daftar penerima bantuan pangan berkisar 250 orang. Mereka tersebar di sembilan dukuh yang terkena dampak dari bencana itu.