REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS--Pengasuh Ponpes Roudlotut Thalibin Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau dikenal dengan panggilan Gus Mus mengingatkan kepada masyarakat luas untuk kembali melanjutkan perjuangan Abdurahman Wahid atau Gus Dur semasa hidupnya.
"Jika kita memang mencintai Gus Dur, tentunya tidak hanya sekadar mengenang dan berziarah ke makam Gus Dur, melainkan perjuangannya juga harus dilanjutkan," katanya saat menjadi pembicara dan pembacaan puisi pada acara "Tahlil Budaya, Mengenang Tiga Tahun Gus Dur" di Aula DPRD Kudus, di Kudus, Jumat (7/12) malam.
Menurut dia, pemikiran-pemikiran almarhum serta sikap hidup yang diajarkan kepada semua pihak perlu diteladani dan dilanjutkan. Bahkan, kata dia, dalam memuliakan manusia, Gus Dur semasa hidupnya tidak memandang kasta, ras, dan agama karena semua umat manusia dianggap keturunan Nabi Adam.
Pada kesempatan tersebut, dia juga menceritakan soal kritikan Gus Dur yang dialamatkan kepada masyarakat luas karena ketika menjadi presiden tidak memiliki dompet. "Pengorbanannya memang untuk kepentingan masyarakat luas, tanpa terlalu memikirkan masalah duniawi," ujarnya.
Acara mengenang tiga tahun Gus Dur tersebut, juga dihadiri Thomas Budi Santoso yang menjabat sebagai Direktur Produksi PT Djarum.
Sebelum Gus Mus dan Thomas Budi Santoso mendapat kesempatan membacakan puisi maupun kenangan selama bertemu Gus Dur, terlebih dahulu pembacaan anekdot Gus Dur oleh sejumlah tokoh masyarakat serta budayawan.