REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar berharap para ulama dapat memahami akar permasalahan yang mengakibatkan kerukunan umat terganggu. "Melalui kongres kongres tokoh agama ini diharapkan akar permasalahan yang mengakibatkan
kerukunan umat terganggu bisa dicarikan metode pemecahannya," kata Wamenag dalam pengarahannya saat membuka Kongres Nasional Tokoh Agama IV, di Jakarta, Rabu (6/15) malam.
Hadir dalam acara itu, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Achmad Gunaryo, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Slamet Effendi Yusuf, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo dan para tokoh agama lainnya.
"Para pemimpin dan tokoh agama perlu mempertajam daya analisis, dan metode pemecah masalah kerukunan umat beragama yang semakin kompleks," tutur Nasaruddin.
Kemerosotan Wibawa
Wamenag Nasaruddin mengatakan, kekerasan yang terjadi di lingkungan umat beragama yang mengakibatkan merosotnya wibawa agama adalah tantangan bagi masing-masing pimpinan dan tokoh agama.
"Wujud kekerasan menunjukkan, bahwa para pemimpin dan tokoh agama kurang dapat menyelami dan memimpin umatnya dengan baik. Karena itu kita harus sering-sering turun ke bawah menangkap dan memahami aspirasi umat pada level akar rumput," kata Nasaruddin.
Ia mengatakan, dalam berbagai kasus yang terjadi, seringkali konflik dan gesekan bahkan anarkis bukanlah murni perbedaan keyakinan, aliran atau paham keagamaan melainkan dilatarbelakangi oleh persoalan lain yang merembet kepada isu agama. "Kita semua menyadari, bahwa kerukunan umat beragama adalah wujud sistem nilai toleransi yang dianut masyarakat," katanya.
"Karena itu, secara pribadi saya menengarai adanya pengaruh kultural asing pada kecenderungan radikalisme akhir-akhir ini di tanah air yang bertentangan dengan Pancasila, dan menodai ajaran agama itu sendiri," tambah Nasaruddin.
Kepala PKUB Pusat Achmad Gunaryo dalam laporannya mengatakan, kongres ini akan berlangsung dari 5-7 Desember 2012. Penyelenggaraan kongres ini dilatarbelakangi keinginan agar tokoh agama dapat berperan aktif, tidak hanya pada pembangunan umat masing-masing.
Namun juga berorientasi pada persoalan yang lebih luas, termasuk berbagai kerjasama dan pemberdayaan umat beragama dalam dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Ditambahkannya, kongres ini akan menghadirkan nara sumber sejumlah tokoh agama, KH Ma'ruf Amin, Andreas A Yewangoe, Mgr Ignatius Suharyo dan lainnya.