REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 57 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas ratusan jiwa di Kabupaten Sukabumi tinggal di daerah rawan longsor. Mereka menempati rumah yang berada di bawah tebing yang rawan pergerakan tanah ketika terjadi hujan deras.
Penduduk itu tinggal di dua kecamatan, yakni Kecamatan Curug Kembar dan Gegerbitung. Rinciannya, sebanyak 40 unit rumah di Desa Cimenteng, Curug Kembar dan sisanya sebanyak 17 unit rumah berada di Desa Ciengang, Gegerbitung.
‘’Puluhan rumah di dua kecamatan rawan longsor, sehingga mendapat pantauan khusus,’’ ujar Kepala Seksi Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Iwan Herniwan, Rabu (5/12).
Khusus rumah warga di Gegerbitung, potensi longsor disebabkan mereka tinggal di bawah tebing yang curam. Terlebih, kata dia, di atas tebing itu ada lahan persawahan.
Sementara itu, puluhan rumah di Curug Kembar rawan terkena longsor, karena tanah di daerah tersebut gembur dan berpasir. Akibatnya, daerah tersebut seringkali dilanda pergerakan tanah.
Iwan mengatakan, BPBD kini tengah melakukan kajian untuk menangani permasalahan tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan merelokasi warga ke tempat yang lebih aman.
Namun, lanjutnya, upaya relokasi ini memerlukan persiapan dan alokasi anggaran yang mencukupi. Selain itu, harus ada kesadaran warga untuk tinggal di daerah yang aman dari potensi longsor.