REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak 11 orang warga di Jalan Taman Giri Asri, Mumbul, Nusa Dua, Bali, siap menghadang proyek pembangunan perumahan bagi para pegawai PT Angkasa Pura I. Pegawai yang akan ditempatkan di perumahan itu adalah pegawai yang rumah dinasnya dibongkar untuk pembangunan dan perluasan bandara Ngurah Rai Bali.
Salah seorang warga Jalan Taman Giri itu yakni Oktovianus Naiveto (39), asal Nusa Tenggara Timur NTT) dan telah menetap di Bali lebih dari 20 tahun. Dia mengatakan, pembangunan kompleks perumahan itu mengambil badan jalan yang selama ini menjadi akses keluar-masuk warga di daerah tersebut.
Dengan diambilnya badan jalan itu, maka warga yang sudah lebih dahulu tinggal disana, jalan menuju rumahnya jadi tertutup bangunan. "Masakan kami punya tanah, tapi nggak ada jalan masuknya. Kami akan lawan, kami tidak akan tinggal diam," kata Oktovianus, yang diiyakan warga lainnya.
Sebanyak 11 warga di jalan itu, membeli tanah seluas 1.200 meter persegi kepada I Made Put dua tahun lalu dan kemudian mereka membangun rumah di sana.
Dari gambar situasi tanah yang mereka dapatkan saat bertransaksi, diketahui ada jalan masuk selebar lima meter menuju lokasi tanah itu. Namun belakangan PT Angkasa Pura I (PT AP I) ikut membeli tanah disana, seluas lebih dari satu hektar.
Lokasi tanah milik PT AP I seyogyanya menghadap le jalan yang ada di depan tanah warga itu, namun mereka membangun perumahan dibadan jalan dan memindahkan jalan ke tengah-tengah tanah yang mereka bebaskan.
"Barangkali mereka (PT AP I-red) ingin membuat kompleks perumahannya tertutup, tetapi mengapa harus mengambil jalan kami ya," kata Oktovianus.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Badung, Tri Nugraha, belum berhasil dikonfirmasi. Namun menurut sumber di BPN setempat, memang benar ada 11 warga Taman Giri Asri yang mengadukan masalahnya ke BPN Badung. Pengaduan mereka kata sumber, telah diterima pada 29 Oktober 2012 dan pihak BPN telah melakukan pengecekan ke lapangan.