Senin 03 Dec 2012 18:19 WIB

Ini Alasan Kuota BBM Subsidi Harus Ditambah

 Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Negara Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik mengklaim pemerintah terpaksa meminta tambahan kuota BBM lagi. 

Menurutnya, penjualan mobil yang diperkirakan tak akan sesuai prediksi awal, yakni menjadi 1,95 juta kendaraan dari sebelumnya 940 ribu kendaraan membuat kuota harus ditambah.

Selain itu, disparitas harga premium dan pertamax yang terlampau jauh juga membuat masyarakat lebih memilih BBM bersubsidi. Kelebihan kuota juga terjadi akibat program pengendalian BBM bersubsidi yang gagal. 

"Alasan lainnya karena belum berjalannya konversi BBM ke BBG karena usulan multiyears tidak disetujui Kemenkeu dan mesti menggunakan anggaran 2013," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement