Senin 03 Dec 2012 17:00 WIB

Sumbang Pikiran Purwakarta untuk Banjir dan Macet Jakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Djibril Muhammad
Kemacetan Jakarta
Foto: vibizdaily.com
Kemacetan Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sumbang pikiran mengenai permasalahan yang melanda Ibu kota Jakarta. Terutama, permasalahan banjir dan kemacetan.

Untuk atasi banjir, salah satunya bisa dibuatkan terowongan bawah tanah. Seperti, di Singapura. Sedangkan untuk kemacetan, Pemprov DKI Jakarta harus keluarkan aturan tegas mengenai pembatasan umur kendaraan. "Kendaraan yang ada di Jakarta, maksimal usianya lima tahun," kata Dedi, Senin (3/12).

Dedi menyebutkan, persoalan banjir itu sebenarnya ada ilmunya. Dengan kata lain, banjir bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan yang ada. Salah satunya, bisa membuat terowongan bawah tanah. Supaya, air tersebut bisa langsung mengalir ke laut.

Bila, permukaan tanahnya banyak hambatan, karena pemukiman, gedung serta pendangkalan sungai. Bila Pemprov DKI berani mengambil keputusan itu, diyakini persoalan banjir bisa teratasi.

Akan tetapi, yang paling sulit itu mengatasi permasalahan macet. Selama, tidak ada aturan tegas yang membatasi soal kendaraan di Jakarta. Idealnya, kendaraan asal Jakarta itu dibatasi usianya. Maksimal, lima tahun.

Kendaraan yang usianya lebih dari lima tahun, harusnya dilelang ke daerah-daerah. Tentunya, dengan harga murah. Selain itu, plat nomornya harus dipindah ke daerah yang bersangkutan. Supaya, pajaknya bisa dibayarkan di daerah itu. "Saya yakin, akan banyak warga yang berani membeli kendaraan asal Jakarta itu," jelasnya.

Dengan cara ini, Dedi meyakini permasalahan di Jakarta akan teratasi. Bahkan, Jakarta bisa jadi kota bebas macet dan banjir. Sehingga, Jakarta akan jadi magnet wisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement