REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik secara resmi sudah mengajukan permintaan untuk menambah kuota BBM bersubsidi sebesar 1,2 juta kilo liter (kl).
"Tadi pagi surat baru diberi ke DPR," katanya pada wartawan sebelum memulai Rapat Kerja membahas inefisiensi PLN, Senin (3/12).
Ia mengatakan melalui surat itu, pihaknya juga sudah secara resmi meminta dewan segera mengagendakan rapat untuk persetujuan penambahan kuota.
"Nanti saya bicara ke DPR, kalau mereka setuju hari ini, ya hari ini kita bahas," tegasnya.
Ditegaskannya pembahasan ini harus tegas. "Kalau untuk rakyat harus cepat," ujarnya lagi.
Sesuai perhitungan kementerian dan Pertamina, kemungkinan jika di rata-ratakan nasional, solar habis 11 Desember dan 23 Desember. Penambahan BBM bersubsidi ini bakal membutuhkan dana sekitar Rp 5 hingga 6 triliun.
Sementara itu, terkait kemungkinan menaikkan harga BBM bersubsidi di tahun depan, Jero menegaskan belum akan diajukan. Tapi ia tak menampik, dengan harga sekarang, kuota tahun depan sebesar 46 juta kl bakal jebol.
"Ya bisa jebol," tegasnya. "Tapi kita bisa tekan dengan menaikkan harga,".
Penambahan kuota BBM bersubsidi ini merupakan kedua kalinya di tahun 2012 ini. Semula dalam APBN 2012 kuota BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 40 juta kl, namun pada September 2012, pemerintah kemudian meminta lagi kuota tambahan sebesar 4,04 juta kl menjadi total 44,04 juta kl.
Sebesar 43,9 juta kl penyaluran menjadi tanggung jawab Pertamina. Di mana Pertamina berhak menyalurkan 27,8 juta kl premium, 14,9 juta kl solar, dan 1,2 juta kl minyak tanah (kerosene).
Dalam pernyataan sebelumnya Jero sempat berujar BBM bersubsidi melebihi kuota karena pengendalian tak berjalan 100 persen. Penyelewengan dan penyelundupan BBM bersubsidi masih terus terjadi.