Jumat 30 Nov 2012 19:33 WIB

Pengamat: Sikap Sutan 'Poin' Bagi Demokrat

Istri Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah (kanan) menerima permintaan maaf Ketua Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana (kiri) di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (29/11).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Istri Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah (kanan) menerima permintaan maaf Ketua Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana (kiri) di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Siti Zuhro mengatakan kedatangan Sutan Bhatoegana ke Ciganjur untuk meminta maaf kepada keluarga Gus Dur, dapat memberikan dukungan massa bagi Partai Demokrat.

"Kedatangan Sutan bisa dimaknai sebagai bentuk rekonsiliasi, apalagi Anas itu orang NU. Dan bagi keluarga Gus Dur dan Gusdurian (sebutan untuk pendukung Gus Dur) sikap berani meminta maaf itu 'poin' bagi Demokrat," katanya di Jakarta, Jumat (30/11).

Sikap Ketua DPP Partai Demokrat itu merupakan "keberuntungan" bagi Partai Demokrat, karena bisa mendapat dukungan dari para simpatisan Gus Dur yang pengaruhnya masih kuat.

"Secara tidak langsung itu memberikan massa kepada Demokrat. Itu langkah yang 'sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui'," lanjutnya.

Sebelumnya, Sutan disebut-sebut menuding mantan Presiden Gus Dur lengser karena terlibat skandal korupsi Buloggate dan Bruneigate.  Pernyataan itu memicu reaksi keras dari para pendukung Gus Dur.

Pada Kamis (29/11), Sutan Bhatoegana dengan diantar Anas Urbaningrum, berkunjung ke kediaman keluarga almarhum Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat tiga hal penting yang dibahas oleh kedua belah pihak, yaitu terkait permohonan maaf Sutan dan penerimaan maaf dari keluarga besar Gus Dur, keluarga mengerti bahwa pernyataan Sutan bukan pernyataan Partai Demokrat, serta pelurusan sejarah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement