Jumat 30 Nov 2012 15:40 WIB

BI: Minimnya Teknologi Sumbat Pembangunan Ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Bank Indonesia (BI) menyebutkan keterbatasan teknologi dalam mengelola sumber daya menjadi salah satu penghambat pembangunan ekonomi di Indonesia.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I (Sulawesi Maluku dan Papua), Mahmud, mengatakan hal itu pada pertemuan tahunan perbankan Provinsi Sulbar di Mamuju, Jumat (30/11).

Ia mengatakan, tantangan terbesar saat ini untuk melakukan pembangunan ekonomi ada dua salah diantaranya adalah bagaimana mengalokasikan sumber daya ekonomi secara lebih efisien dan tepat sasaran serta bagaimana meningkatkan kapasitas inovasi dan kesiapan teknologi untuk mengelola sumber daya ekonomi itu.

"Dua penghambat pembangunan ekonomi itu harus diselesaikan secara cepatagar kesinambungan pertumbuhan ekonomi tetap seimbang baik secara internal yaitu keseimbangan pertumbuhan dan inflasi, maupun eksternal yaitu keseimbangan neraca pembayaran," jelasnya.

Ia mengatakan, perekonomian nasional telah sempat menghadapi ketidakseimbangan eksternal di tahun 2005 dan 2008 lalu, karena permintaan domestik tidak ditopang alokasi sumber daya ekonomi secara efisien dan tepat sasaran.

"Sebuah pelajaran sangat berharga sudah kita peroleh dari krisis mini 2005. Keterlambatan dalam merespon akumulasi permasalahan berupa penundaan penyesuaian harga BBM berakibat pada penerapan kebijakan yang eksesif," katanya.

Ujungnya, lanjut dia, inflasi menjulang hingga 17 persen dan daya beli masyarakat merosot tajam. Oleh karena itu ia mengatakan, tahun 2012, BI terus mengupayakan agar keseimbangan neraca pembayaran terjaga dengan baik.

Menurut dia secara fundamental, dinamika neraca pembayaran lebih dipengaruhi oleh kemampuan bersaing industri nasional, berdikari dalam pengembangan inovasi dan teknologi, serta bagaimana sumber daya ekonomi dialokasikan secara efisien dan tepat sasaran pada kegiatan ekonomi yang lebih produktif.

"Sehingga keterbatasan teknologi pengelola sumber daya ekonomi harus dijawab segera oleh pemerintah demi menyelamatkan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan meningkat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement