REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubiandini, mengaku kemungkinan besar kuota BBM bersubsidi yang sudah dianggarakan dalam APBN 2013 sebesar 46 juta kl jebol.
"Kalau tahun ini 45,2 juta kl jelaslah tahun depan 46 juta kl tak mungkin," tegasnya, Kamis (29/11). Pasalnya, logikanya, setiap tahun akan ada penambahan kuota BBM bersubsidi sebesar 2 juta kl. Paling tidak akan dibutuhkan sekitar 48,5 juta kl BBM bersubsidi di 2013 nanti.
Jika pun kenaikan BBM bersubsidi dilakukan, dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.500 per liter, ia mengatakan kemungkinan kuota tak akan mencukupi. "Tapi bisa ditekan menjadi diantara 46 juta kl dan 48 juta kl," katanya.
Semula dalam APBN 2012 kuota BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 40 juta kl. Namun pada September 2012 kemudian ditambah sebesar 4,04 juta Kl menjadi total 44,04 juta kl.
Sebesar 43,9 juta kl penyaluran menjadi tanggung jawab Pertamina. Di mana Pertamina berhak menyalurkan 27,8 juta kl premium, 14,9 juta kl solar, dan 1,2 juta kl minyak tanah (kerosene). Hingga 27 November 2012 penyaluran Premium mencapai 14,162 kl atau 29 persen di atas rata-rata normal. Sedangkan solar sebanyak 4,448 kl yang berarti 22 persen di atas normal.