REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Ketimun mesir di pasar tradisional Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, laku keras karena kualitasnya relatif bagus dan tahan lama.
"Kita merasa kewalahan melayani permintaan ketimun mesir itu," kata Sumiati, seorang pedagang di pasar tradisional Rangkasbitung, Rabu.
Selama ini, permintaan ketimun mesir di masyarakat cukup tinggi, terlebih banyak pesta pernikahan dan sunatan.
Ketimun mesir yang dikembangkan petani Rangkasbitung ternyata memiliki kualitas yang bagus juga tahan lama. Karena itu, minat masyarakat untuk mengkonsumsi ketimun mesir sangat tinggi.
"Itu terbukti setiap hari puluhan ton habis terjual," katanya. Menurut dia, kelebihan ketimun mesir selain bentuknya mulus juga panjang bisa mencapai 20 sentimeter. Selain itu sangat cocok untuk bahan menu asinan, lalap dan makanan olahan.
Saat ini harga ketimun mesir sebesar Rp5.000 per kilogram dan terjadi kenaikan dibanding pekan lalu mencapai Rp4.000/kg.
"Kami berjualan ketimun mesir sangat menguntungkan dan bisa membantu biaya pendidikan anak yang kini duduk di semester enam perguruan tinggi swasta di Jakarta," kata Sumiati menjelaskan.
Begitu pula, Soleh, seorang pedagang sayuran mengaku dirinya setiap hari menampung ketimun mesir dari petani Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, dan Warunggunung.
Saat ini kebutuhan ketimun tidak mendatangkan dari Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang.
"Kita setiap hari bisa memenuhi kebutuhan ketimun mesir dari petani lokal," kata Soleh dikiosnya di Pasar Rangkasbitung.
Kepala Seksi Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Unang mengatakan, pihaknya menargetkan petani lokal bisa merebut peluang pasar akan kebutuhan jenis sayur-sayuran dengan tidak mendatangkan dari luar daerah.
Pemerintah daerah terus mengembangkan budi daya agrobisnis pertanian hortikultura karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
"Saat ini petani kita sudah mampu memenuhi permintaan pasar, seperti kacang panjang, ketimun mesir, terong, paria dan daun kangkung," katanya.