REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Selasa, mengatakan sejak adanya pemberitaan kelangkaan BBM di beberapa daerah, pihaknya giat melakukan kontrol di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang ada di Surabaya. Hal itu sebagao bentuk antisipasi akan adanya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).
Bahkan, lanjut dia, pemerintah kota juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) agar penjualan BBM diperketat.
"Untuk mobil plat merah dan mewah harus diperketat, jangan sampai mereka memaki BBM bersubsidi. Kalau melanggar saya akan cabut izin operasionalnya," tegasnya.
Risma menuturkan, sesuai cadangan BBM di Surabaya sebenarnya diperkirakan habis pada November. Namun dirinya berani menjamin stok yang ada bisa cukup hingga akhir tahun.
Salah satu yang dilakukan, kata dia, dengan melakukan efisiensi dan kontrol yang ketat.
Jumlah SPBU di Jatim tercatat sekitar 833 unit, sedangkan di Surabaya saja ada 107 SPBU. Pasokan rata-rata per hari untuk BBM bersubsidi wilayah jatim harusnya menerima 10.500 kiloliter untuk premium dan 5.500 kiloliter untuk solar.
Sayangnya semenjak ada pengendalian terjadi pengurangan sebesar 10 persen khusus wilayah Jatim sehingga terjadi antrean di beberapa tempat.
Menyikapi isu kelangkaan bahan bakar minyak di Surabaya, Wakil Ketua Komisi B Bidang Perekonmian DPRD Surabaya, Tri Setijo Puruwito menilai di Surabaya sejauh ini belum terjadi kelangkaan seperti di daerah lain, sehingga dampaknya belum terlihat.
"Kalau saya melihat sepertinya pasokan BBM di Surabaya masih cukup merata," ujar politisi dari partai keadilan sejahtera (PKS) ini.