REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah berencana menerapkan Gerakan Nasional Sehari Tanpa BBM Bersubsidi pada 2 Desember mendatang dengan tidak melayani penjualan BBM bersubsidi pada tanggal tersebut. Namun gerakan yang diusulkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tersebut dipastikan batal.
“Gak jadi. Sebab, hasilnya sedikit (penghematan), ribetnya yang banyak,” kata Menteri ESDM, Jero Wacik saat ditemui di Kantor Presiden, Selasa (27/11).
Semula pembatasan tersebut akan dilaksanakan di Jawa-Bali dan lima kota besar lainnya di luar Jawa, yaitu Medan, Batam, Palembang, Balikpapan dan Makasar, pada 2 Desember 2012 dari pukul 06.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB.
Pemerintah, lewat BPH Migas, pada awalnya menyakini gerakan tersebut akan menghemat sekitar 120 KL bensin bersubsidi senilai Rp600 miliar. Dalam APBN 2012, kuota BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 40 juta kilo liter.
Pada September lalu dilakukan penambahan sebesar 4,04 juta kilo liter. Tetapi, belum mencapai akhir tahun, kuota tersebut terancam habis.
“Masyarakat harus tahu, stok BBM kita akhir tahun ini tipis,” katanya. Maka, ia menghimbau agar pemilik kendaraan bermotor tidak membeli BBM bersubsidi.
Menurut dia, jika himbauan itu dilakukan, pasti ada hasilnya. “Kita himbau orang yang kaya, mobil sudah tiga janganlah membeli BBM bersubsidi,” katanya. Esthi Maharani