REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah pabrik tahu di Kampung Bambon, Serengseng Sawah, Jakarta Selatan, meledak Selasa pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Ledakan mengakibatkan seorang tewas dan dua lainnya kritis.
Arifin alias Apin (26) yang sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda, Depok, Jawa Barat, akhirnya meninggal dunia pada pukul 11.15 WIB. Sementara, Wario (45) dan Anwar Prasetyo (19) menderita luka bakar dan dirawat di RS Bunda Margonda.
Kapolsek Metro Jagakarsa, Komisaris Polisi M. Arsalam, mengatakan bahwa ledakan diduga kuat akibat adanya human error.
"Dugaan sementara akibat mesin uap kelebihan tekanan. Untuk saat ini, kami masih melakukan penelusuran di TKP,'' katanya. ''Sejumlah saksi telah kami periksa. Namun, para korban belum bisa dimintai keterangan karena masih dirawat.''
Kondisi pabrik porak-poranda. Atap pabrik ambruk dan material bangunan pabrik beterbangan hingga sejauh 200 meter dari lokasi ledakan.
Pakai Formalin
Iwan, pengusaha tahu, sempat ditahan di Bareskrim Mabes Polri. Penahanan dilakukan karena pemilik pabrik tahu itu diduga menggunakan zat berbahaya dalam memproduksi tahunya. Namun setelah dua pekan ditahan, Iwan dibebaskan.
"Sudah dua pekan ditahan karena pabriknya diduga menggunakan zat berbahaya jenis formalin," kata Arsalam.
Pabrik tahu ini, kata Arsalam, merupakan bangunan milik Haji Mujiburrahman. Sedangkan, pengusaha tahu yang menyewa rumahnya bernama Iwan (40).
Namun, saat kejadian, Iwan sedang tidak berada di lokasi kejadian. "Waktu kejadian di lokasi kira-kira ada 5-6 orang. Bosnya enggak ada," ujarnya.