REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Demokrat menyatakan permohonan maafnya atas tindakan kadernya Soetan Bhatugana yang menghina presiden ke-4, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Meskipun, menurut dia , Ketua Komisi VII DPR itu tidak bermaksud menjelekkan petinggi NU tersebut.
"Ketum sudah meminta maaf. Walaupun apa yang disampaikan Soetan personal bisa terkait dengan partai, maka atas nama Demokrat kami minta maaf ke alm Gus Dur dan keluarga, walaupun suatan tidak ada maksud menghina Gusdur," ujar Wasekjen PG Saan Mustopo di Gedung Parlemen Jakarta, Selasa (27/11).
Mesi tindakan Soetan atas nama personal, tapi, imbuhnya,Partai akan ikut bertanggung jawab. Pasalnya, sebagai warga negara harus memegang kode etik untuk menghormati pimpinan negara ini sekaliber Gus Dur.
"Tentu kita sebagai bagian dari bangsa untuk memegang etika untuk menghormati pemimpin kita, karena ini bagian kehormatan kita bagi mereka yang berjasa,"ungkap anggota Komisi III ini.
Sebelumnya, Sekretaris GP Ansor, Aziz mengatakan puluhan kader NU ini sudah berkumpul di kantor pusat GP Ansor di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Mereka akan bergerak ke kantor DPP Partai Demokrat di Graha Kramat VII, Jalan Kramat Raya 146 sekitar pukul 11.00 WIB.
"Kami akan bergerak ke kantor Demokrat pukul 11.00 WIB. Kami masih menunggu teman-teman yang lain. Akan ada 200 orang yang ikut berunjuk rasa," tegas Aziz.
Aziz menjelaskan para kader muda NU merasa dilecehkan Sutan Bhatoegana, yang mengatakan Gus Dur lengser karena soal korupsi dalam kasus Bruneigate dan Buloggate.
"Statemen Bhatoegana itu secara tidak langsung telah menyakiti para anak muda NU dan telah melecehkan Gus Dur, yang merupakan seorang negarawan,"kata dia.
Namun, Saan berharap demonstrasi besar-besaran tersebut tidak sampai terjadi,"Kita berharap itu tidak terjadi, kan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan kita sudah minta maaf,"kata Saan.