Senin 26 Nov 2012 17:18 WIB

Musim Hujan, Waspadai Leptospirosis

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Dewi Mardiani
Leptospirosis (ilustrasi).
Foto: infokedokteran.com
Leptospirosis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Warga diminta ekstra hati-hati menghadapi cuaca musim hujan dengan intensitas cukup tinggi. Kewaspadaan terhadap berbagai ragam penyakit perlu dijaga betul. Dan, yang perlu diwaspadai adalah /leptospirosis/, atau jenis penyakit yang ditularkan melalui air kencing tikus.

Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro, Senin (26/11), menjelaskan, penyakit leptospirosis perlu diwaspadai. Ini seiring tingginya intensitas hujan. Tikus membawa bakteri leptospira dan mudah menularkannya melalui air kencing yang mengenai luka pada kulit manusia.

“Dari kontak, karena kontaminasi air kencing tikus itu, kemudian menimbulkan penyakit. Gejala yang timbul akibat leptospirosis yakni mata merah, demam tinggi, kulit menguning, dan seperti flu,” tutur dr Guntur.

Salah satu upaya pencegahan penularan leptospirosis adalah dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Dengan kebiasaan hidup bersih bakteri yang menempel pada tubuh dan terkontaminasi pada makanan maupun air dapat dihindarkan.

“Hindari mengonsumsi makanan dengan kemasan bekas gigitan tikus. Selain itu, rajin cuci tangan pake sabun. Untuk kaum petani dianjurkan memakai sepatu boot saat beraktivitas di sawah. Karena, salah satu tempat berkembang biak tikus merupakan areal sawah,” tuturnya.

Tak kalah pentingnya adalah penyebaran tikus tak hanya di sawah saja. Sekarang, banyak juga tikus berkembang dalam rumah. Apalagi, tikus got atau tikus riol yang posturnya gemuk menyerupai kelinci, saat ini berkembang pesat dilingkungan pemukiman. Masyarakat dimintai menjaga kebersihan lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement