REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Mantan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Muzadi menilai Undang-Undang yang ada sekarang ini terlalu longgar, akibatnya celah-celah itu banyak dimanfaatkan untuk hal-hal yang kurang baik.
"Indonesia itu dari dulu bersatu tidak ada orang bertengkar antara umat agama, baik itu dari umat Islam atau Kristen, karena aturan yang ada itu ketat, tidak seperti sekarang ini sangat longgar," kata KH Hasyim Muzadi pada sosialisasi empat pilar kebangsaan Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Surakarta, Senin (26/11).
Ia mengatakan, Undang-Undang dulu itu ketat, tidak seperti sekarang ini. "Sekarang ini ada suatu masalah kalau tidak ada barang bukti yang jelas tersangka pelaku tindak kejahatan tidak bisa di tangkap. Celah-celah seperti ini yang banyak dimanfaatkan untuk melakukan tindakan yang kurang terpuji itu.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo dalam kesempatan tersebut mengatakan mengenai empat pilar tersebut masih banyak yang dilanggar untuk sekarang ini, buktinya banyak korupsi. "Pancasila banyak hanya dihafalkan saja tidak pernah dilakukan secara nyata di lapangan oleh masyarakat".
Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri, dan apa bila ini semua masyarakat termasuk para pelajar dan mahasiswa yang mengikuti sosialisasi empat pilar ini mau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari Indonesia ini akan sangat indah.
"Ya untuk itu saya berharap kepada generasi muda yang ada sekarang ini empat pilar itu jangan hanya dijadikan teori belaka, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila ini bisa dilakukan dengan baik Indonesia akan baik pula," katanya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Republik Indonesia Aria Bima dalam sosialisasi empat pilar tersebut mengatakan konflik-konflik yang ada sekarang ini apabila direproduksi terus bukannya tidak mungkin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan kacau.
Ia mengatakan untuk itu diharapkan kepada generasi muda yang ada sekarang itu mau untuk menerapkan aturan-aturan yang ada. Sosialisasi tersebut dengan menampilkan moderator Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ganja Pranowo.
Ikuti Whatsapp Channel Republika