REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karekter si Kabayan ternyata diminati oleh pecinta film kartun di Belanda. Admin Asosiasi Industri Animasi dan Konten Idnonesia (Ainaki), Redia, mengatakan karakter kartun asal Jawa Barat ini ternyata mendapat respon yang lebih baik ketika dipromosikan Belanda dan Amerika dibandingkan di dalam negeri.
“Malah respon disana lebih tinggi dibandingkan anak-anak Indonesia. Di Belanda, si Kabayan sudah beberapa kali masuk majalah dan mereka tahu ini karakter asli Indonesia,” ujar Redia, saat berbincang dengan Republika.
Di Indonesia, karakter kartun si Kabayan beberapa kali ditayangkan di stasiun televisi swasta. Namun, hanya beberapa episode saja. Anak-anak Indonesia, kata Redian, lebih berminat dengan kartun luar negeri seperti Sponge Bob atau Angry Bird.
Ia berharap televisi di Indonesia bisa semakin terbuka menerima hasil karya animasi anak bangsa. Di Indonesia kini terdapat lebih dari 50 studio animasi. Mereka sudah menghasilkan produk yang cukup banyak. Namun, menurut Redia, belum banyak televisi lokal yang mau menayangkan animasi Indonesia secara kontinu.
Selain si Kabayan, beberapa produk hasil animasi Indonesia yang cukup diminati antara lain karakter Didi Tikus. Animasi di Indonesia sudah banyak muncul sejak sekitar sepuluh tahun lalu. Selama dua tahun terakhir, kata Redia, geliat kebangkitan animasi semakin terasa.
Redia mengatakan animasi Indonesia tak kalah dibandingkan produk animasi asing. Kini, dengan dibantu promosi yang semakin gencar oleh pemerintah, ia yakin dalam waktu lima tahun mendatang animasi Indonesia bisa unjuk gigi.
“Yang penting televisi mau membantu menampung karya kita. Sama halnya Sponge Bob yang nggak mungkin bisa dikenal kalau tidak ada yang menayangkannya,” ujar dia.
Menurutnya, jika televisi semakin banyak menampilkan animasi Indonesia, dengan sendirinya anak-anak Indonesia akan mencintai produk dalam negeri. Ribuan animator yang ada di Indonesia, kata Redian, sudah mampu membuat karya yang membuat anak-anak betah di depan televisi berjam-jam.