REPUBLIKA.CO.ID, BATANGHARI -- Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang menempati kawasan restorasi Hutan Harapan di Dusun Kunangan Jaya, Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari, Jambi, kemarin, membantah apabila masyarakat yang melakukan aksi di depan Kementerian Kehutanan berasal dari kelompoknya.
"Suku anak dalam tidak pernah diusir PT Reki. Itu bukan kami," kata salah seorang perempuan saat berdialog dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan beserta jajarannya dalam kunjungan kerjanya di kawasan restorasi yang dikelola PT Restorasi Ekosistem Indonesia itu.
Seperti diketahui, ratusan orang yang mengatasnamakan masyarakat SAD melakukan aksi di depan Kemenhut. Mereka mengaku telah diusir oleh PT Reki. Selain itu, mereka menuntut agar pemerintah segera merealisasikan enclave delapan ribu hektare tanah milik petani di Dusun Kunangan Jaya.
Salah seorang manajer di PT Reki, Julius mengatakan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan SAD diduga berasal dari pihak yang terorganisis dan mampu melakukan tekanan politik hingga ke Jakarta.
Mendengar pengakuan ini, Zulkifli mengaku tidak heran dengan penjelasan tersebut. Menurutnya, masyarakat SAD tidak mungkin melakukan perambahan dan pembalakan liar di kawasan restorasi Hutan Harapan.
"Karena mereka hidup dari hutan," kata Zulkifli. Lebih lanjut, Zulkifli mengaku telah mendapatkan laporan terkait dalang di balik aksi di Jakarta. Menurutnya, kelompok yang melakukan aksi didalangi oleh Sarwadi dan Sukiran. Sukiran, kata Zulkifli, telah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) menurut Kepolisian setempat.