REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan bahwa kadernya, Muhammad Hatta, bukan pemeras BUMN. Pasalnya, Hatta sendiri telah membantah hal tersebut. Anggota Komisi XI DPR itu sudah menunjukkan bukti konkrit atas ketidakterlibatannya sebagai oknum DPR pemeras BUMN.
"Saudara M Hatta, yang biasa dipanggil Charlie, tegas-tegas membantah tuduhan tersebut. Yang bersangkutan juga memberikan bukti berupa foto, lengkap dengan tanggal, jam, dan menitnya. Isinya, pada waktu kejadian yang dituduhkan, yang bersangkutan sedang menjadi pembicara di sebuah kota di Jawa Tengah untuk acara sosialisasi UU OJK," ujar Wakil Ketua Umum PAN, Drajad Wibowo, Jumat (23/11).
Menurutnya, Hatta juga mempunyai saksi, pasalnya dia menjadi pembicara bersama-sama dengan komisioner OJK lainnya. Sehingga, kata dia, tidak mungkin satu orang yang sama dalam dua kejadian. "Mengenai detilnya, nanti saudara Charlie sendiri yang akan menyampaikan langsung kepada BK DPR,"jelas dia.
Meski begitu, jelas dia, PAN tidak akan meninggalkan kadernya, tapi juga akan terus memantau perkembangan kasus ini. Itu dilakukan, karena hal ini sudah banyak korban yang tidak bersalah. "Walaupun sudah diralat, namun damage has been done. Luka psikologis yang dialami saudara Micel (rekan Hatta) dan keluarganya sangat menyakitkan," kata Drajad.
Karena itu, pejabat negara siapa pun, menurutnya, sebaiknya jangan terburu-buru melaporkan. Karena, kata Drajad, apa yang dilakukan pejabat negara dirasakan Efek tindakannya oleh orang banyak.
Untuk itu, Khusus untuk Menneg BUMN, dia mengusulkan untuk meniru cara Sugiharto, pendahulu di BUMN, juga direksi Bank-bank BUMN Agus Marto, Sigit Pramono, Gatot Suwondo, dan Sofyan Baasyir dalam mencegah kongkalingkong. "Mereka melakukan yang saudara Dahlan lakukan tanpa political madness seperti ini. Percayalah, masih banyak anggota DPR yang idealis dan mendukung gerakan bersih-bersih," ungkap Drajad.