REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai permasalahan daging yang mengemuka beberapa waktu terakhir menunjukkan urgensi investasi di bidang peternakan.
Menurut Bappenas, perlu ada investasi yang hadir di bidang ini, termasuk dari negara yang terkenal dengan peternakannya seperti Australia dan Selandia Baru.
Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, membenarkan belum adanya investasi langsung di bidang peternakan dari kedua negara tersebut. Investasi yang ada lebih didominasi oleh Dairy Product.
Mengapa investasi langsung belum ada? Rusman menyebut ini erat kaitannya dengan keberadaan lahan. "Mau bikin range (lahan untuk menggembala ternak) di mana?" ujar Rusman kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (21/11).
Khusus untuk lahan, Rusman mengatakan tanah di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur memang memungkinkan untuk peternakan. Akan tetapi, para investor tentu menginginkan kejelasan dari berbagai aspek. "Apalagi mereka punya lahan yang lebih luas," kata Rusman.
Mantan Kepala Badan Pusat Statistik ini menambahkan, terkadang situasinya menjadi berbalik. Pemerintah Australia dan Selandia Baru yang justru meminta investor Indonesia berinvestasi di kedua negara itu mengingat hal ini lebih jelas. "Ini persoalan kita. Tapi, tetap kita tawarkan investasi itu."