REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi Partai Demokrat Achsanul Qosasih memenuhi panggilan Badan Kehormatan (BK) DPR pada pukul 11.50 WIB. Dia mengaku datang dengan percaya diri untuk menjawab perihal tudingan dirinya sebagai 'pemeras' BUMN.
Achsanul juga mengatakan akan menjelaskan semuanya yang dia ketahui secara apa adanya pada BK. "Pasti tidak berbeda dengan keterangan yang sudah saya sampaikan. Jadi, saya menyampaikan apa ada-nya. Apa yang terjadi dirapat itu. Ya sudah itu saja. Makanya saya juga datang dengan percaya diri ini," ujarnya sebelum pertemuannya dengan BK di Gedung Parlemen Jakarta, Kamis (22/11).
Anggota Komisi XI ini juga membantah tudingan keikutsertaan dirinya dalam pertemuan di luar agenda komisi dengan Dirut-Dirut BUMN. Pasalnya, dia mengaku tidak pernah bertemu Dirut BUMN selain dalam rapat komisi. "Enggak ada. Pertemuan itu hanya terjadi. Nggak pernah saya melakukan pertemuan di luar rapat komisi," kata dia.
Bahkan, Achsanul mengaku selama ini dirinyalah orang yang paling kritis terhadap 'pemain' (oknum DPR ) peminta jatah yang berkaitan dengan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN). Hal ini dikarenakan posisinya sebagai anggota partai pemerintahan.
"Jelas enggak. Dan saya sebagai partai pemerintah, karena memang berkepentingan untuk jalannya bumn ini ya sudah pasti saya yang paling kritis terhadap hal itu. Agar ini bisa dilakukan dengan baik," tegas Achsanul.
Meski begitu, dia belum akan mensomasi ataupun meminta mantan Dirut PLN tersebut minta maaf kepadanya atas tudingan ini. Sebab, kasus ini masih ditangani dan diselidiki oleh alat kelengkapan dewan.
"Oh tunggu dulu. Kita lihat nanti, tunggu hasil BK dulu. Ini kan bagus. Jadi saya ada waktu juga untuk mengklarifikasi. Jadi kita jangan selalu respon bersemangat, kan ada mekanisme-nya. Begitu mekanisme politik ini lewat BK ya saya ikuti," beber Achsanul.
Sebelumnya, anggota komisi XI lainnya Sumaryoto telah dimintai keterangan ke BK pada pukul 10.00 WIB pada hari ini.