Rabu 21 Nov 2012 21:01 WIB

Peternak Sapi Potong Pakai Strategi Menunggu

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Daging sapi (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Sejumlah peternak sapi potong di wilayah Kabupaten Semarang memilih strategi ‘menunggu’ di tengah fluktuasi harga sapi yang masih tinggi. Langkah ini dipilih untuk menghindari kerugian lebih besar.

Mereka tidak yakin kenaikan harga sapi –yang sudah berlangsung dalam dua pekan terakhir-- ini bakal bertahan dalam wakt  lebih lama. Karena mereka menduga kenaikan harga sapi ini dampak dari ‘permainan’ harga di tingkat tertentu.

“Karena stok sapi di tingkat petani tetap ada dan tak mengalami kekurangan,” jelas Eko Dodi Pramono (33) salah seorang peternak dari kelompok tani ternak Bangun Rejo, Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (21/11).

Ia mengakui, fakta harga sapi di pasaran masih tinggi memang masih dijumpai. Dalam satuan per kilo hidup, harga sapi ini masih mencapai 35.000 atau harga sapi per ekor (untuk bakalan penggemukan) masih berkisar Rp 10 hingga 11 juta.

 Menurut dua  faktor psikologis akibat harga sapi pada Hari Raya Qurban memang masih terjadi. Namun faktor utama tingginya harga sapi saat ini –berdasarkan koordinasi dengan sesama kelompok peternak di Kabupaten Semarang— ditengarai cenderung dipengaruhi oleh ‘permainan harga.

Ia menyebut, untuk kebutuhan Hari Raya Idul Adha lalu banyak sapi dari Kabupaten Semarang dan daerah lain di sekitarnya yang di bawa ke Jakarta. Belakangan semua sapi- sapi tersebut tidak habis dan masih ada sisa di tingkat pengepul.

Dengan adanya sisa sapi tersebut maka ada kerugian dari para pengepul. Untuk menutup kerugian tersebut sangat besar kemungkinan mereka memperminkan harga sapi ini demi mengembalikan untung.  

 

Menyikapi masalah ini, lanjut Eko, para peternak memilih strategi menunggu, meski pada awal musim penghujan biasanya adalah masa ‘belanja’ sapi. “Sebaliknya, jika sudah ada sapi yang siap jual, sekaranglah saatnya mumpung harga sapi di pasaran masih tinggi,” ujarnya.

Ia memprediksi, pada awal tahun nanti harga sapi akan jauh lebih berpihak kepada para peternak. “Artinya lebih baik menunda pembelian sampai dengan harga sapi kembali berangsur normal,” tambahnya.

 

Berdasarkan data Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, harga daging sapi murni kelas premium di Jawa Tengah saat ini telah menembus hingga Rp 71.000 per kilogram. Di Surakarta, harga daging sapi ini mencapai harga tertinggi Rp 90 ribu per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement