Rabu 21 Nov 2012 19:49 WIB

Pasokan Daging Berkurang, Pedagang Empal Genthong Menjerit

Rep: lilis sri handayani/ Red: Taufik Rachman
Daging sapi (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging sapi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON – Hingga kini, wilayah Kabupaten Cirebon belum mampu swasembada sapi. Karenanya, pasokan sapi ke Cirebon pun sangat bergantung pada Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, menyebutkan, kebutuhan daging sapi di Kabupaten Cirebon sekitar 50 hingga 60 ekor setiap hari. Namun saat ini, pasokannya berkurang. ‘’Berkuranganya sekitar 40 persen,’’ ujar Ali, Rabu (21/11).

Ali menjelaskan, daerah penghasil sapi seperti Jatim dan Jateng mengeluarkan surat edaran yang membatasi pengiriman sapi ke daerah lain. Tujuannya, untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan daging di daerah mereka.

Seorang pengusaha sapi asal Plered, Kabupaten Cirebon, Agus, mengatakan, pasokan sapi dari Jawa Tengah memang terus berkurang. Akibatnya, harga daging sapi pun terus mengalami kenaikan, antara Rp 75 ribu per kg hingga Rp 80 ribu per kg. ‘’Kalau pasokannya terus berkurang, harga daging sapi bisa lebih tinggi lagi,’’ tutur Agus.

Seorang pedagang empal gentong Cirebon, Masna, mengaku terpaksa tidak bisa berjualan sejak tiga hari terakhir. Hal itu dikarenakan dia tidak mendapatkan daging sapi saat membeli di rumah potong hewan di Desa Batembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.‘’Katanya daging sapi habis diborong oleh pedagang dari Jakarta,’’ kata Masna.

Keluhan serupa disampaikan sejumlah pedagang bakso di Kabupaten Indramayu. Mereka pun terpaksa tidak bisa berjualan karena sulit mendapatkan daging sapi di pasar.

‘’Biasanya satu hari giling 10 kilogram daging sapi untuk bakso, tapi hari ini sama sekali tidak giling karena dagingnya tidak ada,’’ ujar pemilik usaha Baso Malang Papandayan, Dedi Musashi.

Sementara itu, seorang penjual bakso lainnya, Yadi, mengaku terpaksa mencampur daging sapi sebagai bahan baku pembuatan bakso dengan daging ayam. Hal itu diambil untuk menyiasati terus membengkaknya ongkos produksi akibat kenaikan harga daging sapi. Pasalnya, menaikkan harga jual bakso dinilai bukan pilihan yang tepat. ‘’Kalau harga jual baksonya yang dinaikkan, pembeli nanti kabur,’’ tandas Yadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement