Rabu 21 Nov 2012 01:42 WIB

Normalisasi Citarum Belum Efektif Atasi Banjir

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dewi Mardiani
Banjir akibat luapan sungai Citarum di Karawang.
Foto: Antara
Banjir akibat luapan sungai Citarum di Karawang.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Warga yang tinggal di bantaran Sungai Citarum Jawa Barat, belum bebas dari ancaman banjir selama musim penghujan ini. Pasalnya, normalisasi Citarum masih belum maksimal. Selain itu, DAS Citarum juga kerusakannya masih cukup parah. Sehingga, bila curah hujan tinggi, sungai terbesar di Jabar ini mudah meluap dan menggenangi pemukiman warga.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengatakan, normalisasi Citarum itu merupakan program nasional. Sudah digulirkan sejak 2011 lalu. Adapun, saat ini wilayah Bojong Soang dan Bale Endah masih banjir, hal itu belum seberapa. Bila dibandingkan banjir sebelum Citarum diperbaiki. "Banjir saat ini, justru belum terlalu parah," kata Heryawan, Selasa (20/11).

Kondisi ini, karena Citarumnya sudah diperbaiki, terutama  di wilayah hulu. Kalaupun masih belum bebas banjir, mungkin disebabkan faktor lain. Seperti, kerusakan DAS Citarum. Kemudian, masih banyaknya sampah yang dibuang ke sungai itu. Bahkan, bisa jadi wilayah yang sering banjir itu, kontur tanahnya lebih rendah dari Citarum. Sehingga, ketika volume sungai ini meningkat, maka akan meluap ke wilayah yang lebih rendah. 

Diakui Heryawan, justru pihaknya tidak memprediksi bencana banjir akan melanda wilayah Soreang. Kalau wilayah Bojong Soang, Dayeuh Kolot dan Bale Endah, merupakan daerah langganan banjir setiap tahunnya. Untuk kasus Soreang, pihaknya masih memperlajari penyebab utamanya.

Disebutkan dia, normalisasi Citarum itu akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 32 triliun. Perbaikannya, dari hulu ke hilir. Akan tetapi, sampai saat ini yang sudah direalisasikan baru Rp 1,3 triliun. Dengan begitu, wilayah yang belum terkena normalisasi masih cukup panjang. Sehingga, sangat wajar bila di sejumlah daerah yang dilintasi Citarum masih terjadi kasus banjir.

Terkait dengan rawan bencana, Heryawan mengaku, wilayah Jabar bagian Selatan dan Tengah belum bebas dari bencana. Dengan kata lain, wilayah itu sangat rawan terjadinya bencana, seperti longsor dan banjir.

Untuk mengantisipasinya, ada jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek, tentunya Pemprov telah mengalokasikan sejumlah anggaran untuk penanganan pasca bencana. Akan tetapi, untuk antisipasi jangka panjang dilihat dari kasusnya dulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement