Selasa 20 Nov 2012 20:31 WIB

'Atasi Macet dengan Bangun Enam Ruas Tol Dalkot, Kuno'

Rep: Alicia Saqina/ Red: Djibril Muhammad
Antrean panjang kendaraan tampak di jalan tol dalam kota dari Tomang menuju Cawang, Jakarta, Jum'at (10/6), di hari terakhir masa uji coba pembatasan truk masuk tol dalam kota.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Antrean panjang kendaraan tampak di jalan tol dalam kota dari Tomang menuju Cawang, Jakarta, Jum'at (10/6), di hari terakhir masa uji coba pembatasan truk masuk tol dalam kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersama pihak swasta berencana untuk merealisasikan proyek dan membangun enam ruas jalan tol dalam kota (dalkot), pada tahun depan. Digadang-gadang proyek pembangunan ruas tol ini nantinya akan mengurangi kemacetan kota.

Namun ternyata beberapa lembaga kajian dan pengetahuan tata kota, institusi perwakilan publik, bahkan warga pesimistis, pembangunan berhasil mengatasi kemacetan Ibu Kota. Justru sebaliknya, dinilai proyek ini akan menjadikan Jakarta semakin macet.

Direktur Program dari Ruang Jakarta (Rujak) Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, mengatakan, sebanyak dan sepanjang apapun ruas jalan yang dibangun tidak akan pernah mampu menyaingi jumlah kendaraan yang menyebabkan kemacetan saat ini. 

"Pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota tidak akan bisa membuat orang berpindah," tuturnya, dalam diskusi mengenai pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota, di Jakarta, Selasa (20/11).

Ia mengatakan, solusi mengurangi kemacetan dengan langkah membangun jalan baru, sama sekali bukan merupakan penyelesaian yang tepat. Menurutnya cara seperti itu ialah cara yang kuno. "Di negara-negara maju, sudah lama cara seperti itu ditinggalkan," ucapnya.

Langkah yang tepat, lanjut Elisa yaitu dengan memfokuskan pembangunan transportasi massal. Sebab, hasil dari pembangunan ruas jalan tol ini dinilai hanya akan memfasilitasi para pengguna pribadi kendaraan bermotor, yang jumlah di setiap tahunnya terus bertambah. 

"Setiap tahunnya saja ada 500 ribu mobil per tahun yang diproduksi, dengan luas jalan yang hanya sekian saat ini. Bagaimana nanti kalau proyek sudah jadi akan ada berapa kendaraan pribadi lagi," paparnya.

Ia pun tidak membayangkan, tata ruang ibu kota ke depan akan menjadi seperti apa, bila proyek ini terus dijalankan. Diketahui lebar ke enam ruas jalan tersebut ialah 25 meter. Pembangunannya pun dilakukan di atas ruas jalan yang tidak lebar.

"Nah dibangun di atas jalan yang lebarnya cuma delapan meter. Tiang-tiang pancang itu ditaruh seperti apa, enggak tahu deh," kata Elisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement