Selasa 20 Nov 2012 18:09 WIB

IPB dan Kementrian BUMN Rilis Revolusi Orange

Pedagang buah di Pasar Minggu, Jakarta.
Foto: Republika/Amin Madani
Pedagang buah di Pasar Minggu, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Institut Pertanian Bogor (IPB) gandeng Kementerian BUMN untuk mengembangkan program "revolusi orange" yaitu mengembangkan buah tropis di Indonesia.

"Ide IPB yang ingin mengembangkan "revolusi orange" wajib didukung, selain mengurangi gempuran buah impor, sekaligus mencari pasar ekspor ke Cina," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, usai menerima "Tim Revolusi Orange IPB", di Jakarta, Selasa.

Menurut Dahlan, dengan memanfaatkan lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk tahap awal buah yang dikembangkan adalah durian, manggis dan mangga.

"Mulai Maret 2013 di lahan milik PTPN VIII seluas 1.000 ha akan ditanami pohon manggis, dan 1.000 ha pohon durian," kata Dahlan.

Sedangkan pengembangan tanaman mangga masih akan dicarikan lahan yang cocok untuk pengembangan buah dengan bahasa latin "mangifera indica" ini.

Menurut Dahlan, selama ini Indonesia mengimpor buah dari Cina dalam jumlah yang sangat besar. "Untuk itu, alangkah bagusnya jika pasar Cina yang juga cukup besar dan menyukai buah tropis kita manfaatkan sebagai pasar ekspor buah asli Indonesia," tegasnya.

Ia menuturkan, selain durian, mangga, dan manggis, sederet buah khas Indonesia yang memiliki potensi untuk diekspor seperti alpukat, belimbing, nanas, rambutan, duku, salak.

"Buah manggis sangat disukai di Cina. Pasokan manggis dari Indonesia masih yang terbesar, sementara Vietnam, Thailand dan Philipina kurang memproduksi buah manggis," ujar Dahlan.

Dengan potensi tanaman tropis tersebut, maka perkebunannya di sejumlah wilayah seperti Sumatera Utara dan Aceh, wilayah Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Bengkulu, wilayah Sumatera Selatan, Lampung, wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jatim, dan wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.

Untuk dapat memenuhi pasar ekspor secara berkelanjutan diutarakan Dahlan, pola penanaman antar wilayah dilakukan dengan jarak waktu yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi iklimnya.

"Setelah dikembangkan di Jawa Barat kemudian akan dilanjutkan di wilayah lain dalam waktu tiga bulan berikutnya. Dengan begitu pada rentang waktu satu tahun produksi tidak berhenti mulai dari wilayah Aceh hingga ke Sulawesi," ujarnya.

Tidak hanya waktu penanaman, Dahlan juga menyebutkan bahwa selain menanam buah tropis yang dijadikan fokus tersebut, juga akan diselingi dengan penanaman pepaya ataupun pisang.

"Buah tropis yang umumnya berbuah mulai tahun ke lima, akan diawali dengan tanaman sela seperti pepaya dan pisang," ujarnya.

Meski demikian Dahlan tidak menyebutkan secara rinci nilai investasi yang akan dikeluarkan oleh PTPN dalam menjalankan kerjasama program Revolusi Orange" tersebut.

"Nilai investasinya masih dihitung, tidak terlalu besar karena akan memanfaatkan lahan milik PTPN. Tapi yang pasti IPB sudah sangat siap memasok pupuk, teknologi pertanian, teknologi penyimpanan, termasuk kegiatan pascapanen," ujar Dahlan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement