REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Setelah mogok jualan selama tiga hari, kini pedagang daging di sejumlah pasar tradisional mulai melakukan aktivitas jualan kembali. Namun sayangnya, harga daging yang ditawarkan masih sangat mahal yakni Rp 90 ribu per kilogram. Mahalnya harga daging membuat pembeli enggan datang, dan memilih komoditas lain yang harganya lebih terjangkau.
Entong (55), pedagang daging di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur mengatakan, mulai hari ini seluruh pedagang daging sudah berjualan seperti biasa. Hanya saja, karena harganya masih sangat tinggi, pedagang mengurangi jumlah daging yang dijual. Ia mengaku biasa menjual sebanyak 1,5 kuintal, hari ini hanya menjual 50 kilogram. Itu pun tidak semuanya habis, karena konsumen masih sepi.
“Hari ini pedagang sudah pada jualan semua. Sayangnya harga daging juga masih sangat mahal, jadi pembelinya sepi. Kita sebagai pedagang saja bingung menjualnya, apalagi konsumennya, tambah bingung dan keberatan karena harganya mahal,” kata Entong, Senin (19/11).
Entong menambahkan, kenaikan harga daging ini tidak tepat waktu, hingga menyulitkan pedagang. Untuk itu, ia berharap pemerintah segera mengambil sikap. Minimal menambah kuota daging maupun sapi impor, agar harga daging dapat stabil kembali. Menurutnya, idealnya harga daging untuk saat ini berkisar Rp 65 ribu-Rp 70 ribu per kilogram.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Ipih Ruyani mengatakan, agar para pedagang tidak gulung tikar, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat sebagai pengambil kebijakan. Pembatasan impor daging ini memang dilakukan untuk swasembada pangan di Indonesia. "Koordinasi terus kita lakukan, agar hal ini tidak berlarut-larut. Tapi keputusan tetap berada di pemerintah pusat," katanya.
Sementara itu, agar pasokan daging tetap lancar, Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta tidak hanya mengandalkan pasokan dari daerah Jawa Timur saja. Pihaknya juga mendatangkan daging sapi dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan begitu, diharapkan harga daging di Jakarta bisa stabil.