REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Bungaran Saragih menilai fenomena kenaikan harga daging sapi yang terjadi beberapa waktu belakangan ini merupakan dampak dari terbatasnya suplai daging. Menurut Bungaran, hal ini erat kaitannya dengan pembatasan kuota impor daging sapi dan minimnya produksi dalam negeri.
"Rupanya efek pembatasan impor itu lebih besar daripada hasil peningkatan produksi dalam negeri. Makanya suplai total berkurang dan harga naik," kata Bungaran kepada wartawan selepas diskusi terbatas dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Jakarta, Senin (19/11).
Lebih lanjut, Mentan di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri ini menjelaskan, pada dasarnya kenakan harga disebabkan tiga hal. Ketiga hal itu antara lain permintaan naik, penawaran berkurang serta permintaan naik dan penawaran berkurang.
Terkait penawaran, Bungaran menyebut tidak ada kenaikan berarti pascalebaran haji beberapa waktu lalu. Penawaran baru akan mengalami peningkatan pada Natal dan Tahun Baru mendatang, meskipun tidak sebesar saat lebaran haji. "Jadi permintaan tidak menjadi soal, lebih kepada suplai," ujar Bungaran.
Solusi dari semua ini, lanjut Bungaran, adalah peningkatan produksi daging sapi secara masif di dalam negeri. Jika tidak, fenomena kenaikan harga daging sapi akan terus terjadi di masa yang akan datang. "Pada kenyataannya, statistik belum menggambarkan keadaan di lapangan," pungkas.