REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian, dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), telah melakukan pertemuan dengan asosiasi peternak sapi terkait aksi mogok berjualan yang dilakukan oleh pedagang daging sapi di wilayah jabodetabek sejak pertengahan pekan lalu.
Aksi mogok dilakukan lantaran kelangkaan pasokan daging sapi dan tingginya harga jual daging sapi. "Dua hari lalu kami bertemu," kata Direktur Jenderal PKH, Syukur Iwantoro, dalam pesan singkatnya, Ahad (18/11).
Syukur mengatakan, pertemuan itu dilakukan untuk mengantisipasi tingginya harga sapi bakalan dan sapi siap potong di Pulau Jawa, termasuk di wilayah Jabodetabek.
Hasil dari pertemuan itu adalah asosiasi peternak seperti Sarjana Membangun Desa (SMD), Forum Peternak Sapi Indonesia (FPSI), dan Forum Bisnis Peternakan (Forbisnak) di Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur akan segera mengimbau anggotanya untuk berkonsentrasi melepas sapinya. Terutama sapi-sapi yang sudah siap potong ke pasar, serta menunda pembelian sapi bakalan. "Ini dilakukan sampai harga kembali rasional," kata Syukur.
Selain itu, Syukur mengatakan pihaknya tengah menjajaki pemasokan 5.000 ekor sapi siap potong dari Nusa Tenggara Barat untuk pasar Jabodetabek. Pengangkutannya sedang dijajaki melalui kerja sama dengan TNI Angkatan Laut dan Kementerian Perhubungan. Sebagai catatan, langkah ini akan diambil apabila memang benar-benar dibutuhkan.
Terkait stok, Syukur menyebut stok yang berada di tangan feedloter Jabodetabek saat ini sebesar 130 ribu ekor. Jumlah itu terdiri dari 38 ribu sapi lokal dan 92 ribu bekas sapi impor. Selama November hingga Desember 2012, Syukur menyebut akan ada 15 ribu ekor sapi impor lagi yang akan masuk.