REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator dan Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (Menkokesra RI), Agung Laksono, menggencarkan budaya membaca terhadap masyarakat Indonesia. Menurutnya, membaca sangat diperlukan oleh seluruh kalangan masyarakat.
Agung mengatakan, budaya membaca perlu ditanamkan kepada siapa saja, termasuk untuk kalangan elit-elit politik. Dengan banyak membaca, literasi menjadi baik dan pengetahuan seorang individu semakin bertambah.
''Seperti kata pepatah, buku jendela dunia,'' ujarnya, Sabtu (17/11), saat menghadiri pembukaan Indonesia Book Fair (IBF) 2012, di Istora Senayan, Jakarta.
Ia mengatakan, buku merupakan media pembelajaran bangsa. Agung menjelaskan pula, bahwa membaca merupakan proses timbal balik antara individu (pembaca) dengan buku yang dibaca.
Membaca pun, ungkapnya, tidak hanya sekedar melihat. Akan tetapi ada makna-makna yang didapatkan dan dipahami oleh individu ketika membaca. ''Membaca buku ialah menimba ilmu,'' tuturnya.
Kegiatan membaca memang sangat bermanfaat. Membaca apa saja pun, pasti seseorang bisa mendapatkan suatu informasi. Namun Agung mengatakan, komik tidak terlalu berkontribusi terhadap kemampuan membaca seseorang.
Ia pun mengetahui, bahwa angka buta aksara di kalangan anak di Indonesia masih tinggi. ''Berdasarkan data BPS tahun 2011, usia 15 tahun Indonesia masih banyak alami buta aksara latin,'' ujarnya.
Kemudian sebesar 58 persen buta aksara pun, diderita kaum perempuan. Agung menyampaikan, agar semua elemen masyarakat dan pihak yang berkewenangan berperan serta mengurangi hal yang begitu mendasar ini.