REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Essensi dari perayaan tahun baru Hijriyah atau Hijrah adalah mengingatkan kembali umat Islam tentang peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW 15 abad silam. Peristiwa itu kental nuansa perjuangan yang diteladankan Nabi SAW.
Esensi itu diutarakan Ketua Umum Baznas, Didin Hafiuddin saat berbincang dengan ROL, Kamis (15/11). "Perjuangan dalam hijrah Nabi ada dua hal yakni perjuangan mental dan iman," kata dia.
Didin menjelaskan perjuangan mental itu artinya umat Islam meninggalkan perbuatan buruk menuju perbuatan baik, meninggalkan hal yang kurang greget menuju lebih greget. "Jadi ada semangat, ada etos kerja membangun umat," kata dia.
Yang kedua, lanjut dia, Alquran sering menyebut hijrah bagian dari iman. Orang yang beriman itu berhijrah dan berjihad. Jadi, perayaan ini menguatkan iman.
Sebuah iman yang kokoh tidak goyah, tidak frustasi ketika dihadapkan tantangan. "Memang berat, tapi tidak berat seperti pada zaman Nabi Muhammad SAW," kata dia.