Rabu 14 Nov 2012 22:57 WIB

Tradisi di Gunung Merapi Jadi Andalan Pariwisata

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Dewi Mardiani
Gunung Merapi
Foto: endriwidodo.blog.ugm.ac.id
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali berharap tradisi peringatan tahun baru Jawa, Sedekah Gunung, di Lereng Gunung Merapi tetap menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Menurut Mulyo Santoso, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, di ruang kerjanya, Rabu (14/11), mengatakan, masyarakat Lereng Gunung Merapi Kecamatan Selo Sana mempunyai tradisi yang dilakukan secara turun temurun, yaitu berupa Sedekah Gunung. Dimana dalam tradisi ini, masyarakat memberi sesaji kepada penguasa Gunung Merapi Kyai Petruk.

Tradisi Sedekah Gunung sendiri, dilakukan pada malam 1 Suro di Joglo Lencoh, Selo. Sesaji yang akan diberikan, yaitu berupa kepala kerbau, tujuh tumpeng nasi beras, dan jagung serta hasil pertanian. Sebagian masyarakat menyakini, pemberian sesaji ini akan menyelamatkan mereka dari bahaya letusan Gunung Merapi.

Selain itu, sesaji diberikan juga sebagai wujud terima kasih mereka kepada Sang Pencipta. Kepala kerbau tersebut nantinya akan ditanam di Pasar Bubrah setelah prosesi selesai. Sementara tumpeng dan hasil sesaji lainnya menjadi rebutan warga sekitar.

Sudah menjadi jamaknya perayaan tradisi yang sudah berjalan bertahun-tahun, ribuan pengunjung membanjiri lokasi upacara adat. Mereka, selain dari warga sekitar lereng Gunung Merapi, juga berasal dari luar daerah. Sebagian pecinta alam, pendaki gunung berasal dari domestik maupun mancanegara ikut menyaksikan upacara tradisi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement