REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Apel besar becak yang digelar Direktorat Lalu lintas Kepolisian Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meraih rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia atau Muri, Selasa (13/11).
Apel besar becak se Provinsi DIY di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta, itu diikuti lebih dari 1.000 becak dan pengemudinya. Awalnya kegiatan tersebut didaftarkan untuk mendapatkan rekor Indonesia, namun Muri memintanya untuk rekor dunia.
"Saya menolak ini dijadikan rekor Indonesia, harus lebih dari itu, dan saya nyatakan ini sebagai rekor dunia," kata Kepala Muri Jaya Suprana di Yogyakarta.
Ia mengatakan dengan mengetahui makna filosofi becak, menjadikan pemahaman mengenai prinsip kerja keras para pengemudi becak.
Selain itu, kata dia, dengan acara tersebut juga membuktikan bahwa DIY adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara terus terang dan terus menerus menjunjung harkat dan martabat para pengemudi becak.
Saat ini di Kota Paris, menurut dia, bahkan telah mengikuti jejak Yogyakarta dengan menggunakan becak sebagai moda transportasi para wisatawan, meskipun jumlahnya masih sedikit.
"Di Paris juga ada becak, tetapi tidak mungkin bisa mengumpulkan 1.000 becak seperti sekarang," katanya.
Jaya Suprana mengatakan akan segera mengajukan becak di UNESCO untuk didaftarkan sebagai warisan budaya dunia. "Saya sepulang dari Yogya akan mendaftarkan becak ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia maha karya Indonesia," katanya.
Apel besar becak se-DIY, menurut Direktur Lalu Lintas Polda DIY Komisaris Besar Bambang Pristiwanto, di antaranya untuk mensosialisasikan keselamatan dalam berlalu lintas.
"Melalui kegiatan ini sekaligus merupakan penganugerahan becak sebagai pelopor dalam etika berlalu lintas," katanya.