REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Sebanyak 53 jarum bersarang di kepala seorang pemuda asal Kota Blitar, Jawa Timur, bernama Dwi Prasetyo (25), sehingga ia terancam mengalami kebutaan.
Irwan Prambodo, paman korban, Selasa mengemukakan kondisi kemenakannya saat ini sangat memprihatinkan. Ia sudah kesulitan untuk makan sehari-hari, karena luka di bagian kepalanya tersebut.
"Kondisinya memprihatinkan. Penglihatannya sudah semakin berkurang. Begitu juga dengan pendengaran," katanya dengan wajah prihatin ditemui di rumah Dwi, Kelurahan/Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar.
Ia mengaku tidak mengerti dengan kondisi kemenakannya yang secara tiba-tiba menderita sakit seperti itu. Sejak kecil, pertumbuhan kemenakannya itu tergolong sehat, bahkan tidak ada gejala penyakit aneh sejak kecil.
Ia menyebut, perubahan mulai terjadi pada kemekanannya sejak 2007 lalu. Dwi secara tiba-tiba mengalami sakit kepala yang hebat bahkan sampai muntah darah.
Keluarga sempat membawanya berobat ke Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar. Petugas medis juga memeriksanya, bahkan juga diperiksa menggunakan rontgen. Hasilnya sangat mengagetkan keluarga, karena di kepala Dwi diketahui bersarang 53 batang jarum.
Sejak peristiwa tersebut, Irwan menyebut kondisi kemenakannya semakin lama semakin turun. Selain penglihatannya yang sudah mulai berkurang, tenggorokannya juga sakit. Bahkan, untuk bernafas menggunakan hidunh pun Dwi juga kesulitan, sehingga lebih banyak bernafas menggunakan mulut.
Irwan mengaku, keluarga tidak mengetahui dengan pasti penyebab musibah yang menimpa kemekananya itu. Keluarga menduga, Dwi menjadi korban ilmu hitam seseorang yang tidak suka, karena sangat tidak masuk akal terdapat jarum di kepala kemenakannya.
Saat ini, Dwi hanya bisa berbaring. Ia pun juga kesulitan untuk makan, sehingga setiap harinya hanya mengonsumsi bubur. Ia juga sulit untuk komunikasi, karena wajahnya sudah tidak simetris seperti normalnya.
Keluarga sebenarnya sudah berupaya untuk mengobati dengan berbagai cara baik dari perawatan dokter maupun pengobatan nonmedis lainnya, namun hasilnya sampai sekarang belum terlihat.
Keluarga berharap, Dwi segera sembuh, dan kembali seperti sedia kala. Keluarga juga berharap, jika memang ada yang tidak suka dengan kemenakannya, agar orang tersebut diberi kesadaran.
Sementara itu, ibu kandung Dwi, Mariyani (53) lebih banyak pasrah. Ia terlihat sangat sedih dan tidak tega dengan kondisi anak keduanya itu. Ia hanya berharap, anaknya segera sembuh.
Dwi adalah anak pasangan Mariyani dan Edi Efendi (55). Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah kandung Dwi sudah lama meninggal, dan selama ini ibundanya, Mariyani hanya berjualan makanan kecil.
Sementara itu, Bagian Hubungan Masyarakat RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Rita mengatakan pasien itu memang pernah berobat ke rumah sakit, dan kondisinya memprihatinkan. "Dulu pernah berobat dan menginap tapi pulang," kata Rita.