REPUBLIKA.CO.ID, ATANJUNGPINANG -- Komandan Pangkalan Angkatan Udara Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Letkol Pnb MJ Hanafie memastikan pesawat tanpa awak yang ditemukan nelayan bukan jenis pesawat pengintai, melainkan sasaran tembak atau "drone target".
"Ini bukan pesawat tanpa awak yang melakukan pengintaian, tetapi ini adalah 'drone target' untuk latihan penembakan simulasi yang bisa dilepaskan dari daratan dan laut," kata Danlanud MJ Hanafie kepada wartawan di Lanud Tanjungpinang, Senin malam.
Danlanud mengatakan alat untuk latihan tembak itu bisa bertahan di udara selama 1 jam 15 menit dengan kecepatan 200 knot sebelum jatuh ditembak atau jatuh sendiri tanpa kena tembakan saat latihan.
Menurut dia, kemungkinan besar alat latih tembak atau "drone target" yang dilontarkan dari darat atau dari kapal di laut tersebut terbawa arus hingga mencapai perairan Bintan setelah jatuh.
"Dari negara mana belum bisa diketahui, yang jelas alat ini digunakan oleh 40 negara termasuk Indonesia," kata Hanafie.
Namun untuk membuktikan alat tersebut berasal dari mana, menurut Danlanud akan dibawa ke Puslitbang TNI AU di Jakarta.
Danlanud memastikan tidak ada pesawat pengintai asing yang memasuki wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kepulauan Riau yang berbatasan dengan sejumlah negara.
"Sekali lagi ini bukan pesawat pengintai atau pesawat mata-mata, namun ini 'drone target' yang memang untuk ditembak atau dihancurkan," ujarnya.