Senin 12 Nov 2012 19:17 WIB

2 Keluarga Pengungsi Afghanistan Ancam Bunuh Diri

Rep: Asep Nurzaman/ Red: M Irwan Ariefyanto
Bocah-bocah pengungsi Afghan tengah belajar di sebuah sekolah terbuka di pinggiran Jalalabad (ilustrasi).
Foto: AFP/Noorullah Shirzada
Bocah-bocah pengungsi Afghan tengah belajar di sebuah sekolah terbuka di pinggiran Jalalabad (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Sebanyak 12 dari 44 orang pengungsi asal Afghanistan yang dikarantina di Rumah Detensi Imigrasi Manado, Sulawesi Utara, mengancam bunuh diri bersama.

Mereka terdiri dari dua keluarga yang sudah 13 tahun lari dari negaranya akibat perang, menuju negeri impian, Australia. Ancaman bunuh diri dua keluarga tersebut, setelah tahun lalu status mereka ditolak (closed) sebagai pengungsi oleh Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR). Mereka tidak memenuhi kriteria untuk mendapat swaka di negara yang meratifikasi protokol pengungsi seperti Australia. "Mereka harusnya sudah kita deportasi ke negara asalnya. Namun mereka mengancam akan bunuh diri bareng-bareng," kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi Manado, Surya Mataram, kepada wartawan, Senin (12/11).

Kepala keluarga dari 12 orang itu adalah Yacob dan Rohim (42 tahun). "Keduanya adalah saudara sepupu," katanya.

Di antara mereka terdapat lima wanita, dua di antaranya masing-masing istri Yacob dan Rohim. Selebihnya adalah anak-anak mereka, yang lima di antaranya bersekolah di Manado sebagai murid SD (satu orang), SMP (satu orang), dan SMA (tiga orang).

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement