REPUBLIKA.CO.ID, CIKINI -- Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengatakan tak ada satu orang pun yang berhak menutup mulutnya untuk berbicara. Hal itu ia lontarkan kala berpidato dalam sebuah acara kebudayaan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu (10/11) malam.
Di akhir pidatonya yang berjudul ‘Mengembalikan Daulat Rakyat Demokrasi Kita’ ini ia menekankan bahwa sebagai manusia, dia bebas mengemukakan apa yang ia pikirkan. Tampaknya Mahfud menangkap sejumlah perkataan beberapa pihak yang belakangan ini kerap mencibir pernyataannya terkait Istana Negara.
Sepekan terakhir, publik dikejutkan dengan pernyataan mantan menteri pertahanan ini yang mengatakan terdapat mafia Narkoba di Istana Negara. Menurutnya, keberadaan mafia ini kerap menyesatkan jalan pikiran Presiden tak kala harus memberikan grasi atau tidak pada seorang tahanan Narkoba.
Sontak, pernyataan yang dilontarkan oleh Mahmfud ini kemudian menimbulkan bara di telinga orang-orang dekat Presiden. Dari mulai Menteri Sekretaris Kabinet, Dipo Alam hingga Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi sama-sama menyindir pernyataan Mahfud.
Sudi menyampaikan Mahfud tak perlu berbicara bilamana ada suatu hal yang harus dibenahi di dalam suatu lingkungan yang bukan wewenangnya. “Janganlah cari popularitas,” sindir Sudi Sabtu (10/11) pagi.
Terkait dengan semua sindiran yang ia dengar tersebut, Mahfud terlihat menanggapinya dengan mimik muka cukup serius.
“Ada beberapa diantaranya yang saya dengar juga bilang, sebagai ketua MK tak pantas saya bicara hal-hal yang bukan ranah saya. Kata mereka, saya hanya cukup membicarakan hukum dan kinerja MK saja."
"Tapi di sini saya ingin tegaskan, semua hal yang saya utarakan adalah apa adanya saya. Apabila ada yang harus saya katakan, maka akan saya katakan. Tidak ada yang bisa melarang-larang saya untuk bicara. Terimakasih,” tutupnya.