Sabtu 10 Nov 2012 17:53 WIB

Sejarawan: Bangsa Indonesia Krisis Keteladanan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan 2012 di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Sabtu (10/1). (Adhi Wicaksono)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan 2012 di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Sabtu (10/1). (Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangsa Indonesia saat ini dinilai mengalami krisis keteladanan. Soalnya, saat ini bangsa Indonesia kesulitan menemukan sosok yang menjadi contoh teladan moral.

Pernyataan itu disampaikan sejarawan JJ Rizal pada Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November. Rizal berpendapat tujuan Soekarno pada 1949 menjadikan 10 November sebagai Hari Pahlawan, adalah bentuk apresiasi terhadap tokoh-tokoh yang memberikan keteladanan moral dan inspirasi moral dari sejarah.

"Dari tokoh-tokoh sejarah dapat dilihat bagaimana totalitas pengabdian mereka tidak dapat diganti apapun," kata Rizal  ketika dihubungi ROL, Sabtu (10/11).

Sehingga, saat ini masyarakat perlu menengok rumah sejarah agar dapat mencari figur-figur untuk mendapatkan keteladanan. "Dengan sejarah, orang yang sudah mati dapat dihidupkan kembali," katanya.

Perspektif pahlawan sekarang ini menurut Rizal sudah ditentukan negara, dan biasanya tampil lebih mengecewakan. Karena itu, menurutnya perspektif pahlawan harus diperbaiki.

"Kenapa taman makam pahlawan isinya hanya militer melulu? Padahal masih banyak pahlawan-pahlawan di bidang lain yang patut untuk menjadi pahlawan juga, seperti pahlawan kedokteran, buruh. Pahlawan itu tidak hanya militer," ujar Rizal menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement