REPUBLIKA.CO.ID,TERNATE--Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) terus berupaya memperjuangkan Sultan Babullah menjadi pahlawan nasional, mengingat Sultan Ternate yang ke-24 ini sangat berjasa mengusir Portugis dari bumi Ternate.
Wakil Wali Kota Ternate, Arifin Djafar mengatakan di Ternate, Sabtu, Pemkot Ternate sebenarnya sudah mengusulkan Sultan Babullah untuk menjadi pahlawan nasional ke Kementerian Sosial sejak beberapa tahun lalu, tapi belum diproses karena masih ada beberapa persyaratan yang belum dipenuhi.
Persyaratan yang belum dipenuhi itu di antaranya belum ada buku mengenai sejarah Sultan Babullah, khususnya dalam perannya mengusir penjajah dari bumi Ternate saat ia menjadi Sultan Ternate tahun 1570-1583.
Menurut Arifin, Pemkot Ternate telah melakukan serangkaian kegiatan untuk merealisasikan penerbitan buku sejarah perjuangan Sultan Babullah tersebut, di antaranya telah menggelar seminar nasional mengenai Sultan Babullah dengan menghadirkan sejumlah sejarawan, baik dari wilayah Malut maupun luar Malut.
Pemkot Ternate juga tengah berupaya mengumpulkan berbagai dokumen dan literatur sejarah mengenai Sultan Babullah, pada berbagai perpustakaan dan arsip nasional, termasuk pada museum di Belanda karena disana banyak menyimpan literatur mengenai keberadaan sultan di wilayah Malut.
"Kami berharap buku sejarah mengenai perjuangan Sultan Babullah dalam waktu tidak lama sudah bisa terealisasi, sehingga tidak ada lagi ganjalan untuk menjadikan Sulatan Babullah menjadi pahlawan nasional," katanya.
Sesuai catatan sejarah, Sultan Babullah pada masa pemerintahannya berhasil mengusir Potugis dari Ternate dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia Timur setelah mengarahkan sedikitnya 2000 kora-kora (kapal perang) dan 120.000 perajurit mengempur kekuatan Portugis.
Sementara itu, Sultan Ternate yang juga Anggota DPD-RI, Mudhafar Syah mengatakan, Sultan Babullah tidak hanya berjasa dalam mengusir penjajah, tapi juga berjasa dalam menyebarkan islam di Wilayah Indonesia Timur hingga ke Filipina.
Oleh karena itu, tidaklah adil kalau pemerintah tidak menjadikan Sulatan Babullah sebagai pahlawan nasional, bahkan masih banyak pula pejuang di daerah ini yang layak menjadi pahlawan nasional.