REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras yang terjadi di wilayah Sulawesi Barat telah menyebabkan bencana banjir bandang. Banjir ini menyebabkan sepuluh orang tewas, tujuh hilan.g dan dua orang terluka.
Kesepuluh nama korban meninggal, yakni Tidan Linasih (40 tahun), Imma (21 tahun), Gutih (23 tahun), Rammie (45 tahun), Yuner (18 tahun), Dama (32 tahun), Sari (14 tahun), Agustinus (14 tahun), Lince (19 tahun) dan Manggu (14 tahun). Sementara tujuh orang yang hingga kini belum ditemukan, yaitu Mettang (9 tahun), Penni (50 tahun), Risto (12 tahun), Fandi (10 tahun), Anita (6 bulan), Alfin (20 tahun), dan satu orang yang belum diketahui identitasnya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan debit Sungai Kalangai dan Uru menerjang permukiman Desa Batanguru Timur, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. "Bencana terjadi Kamis (8/11) pukul 16.30 WITA," ujar Sutopo dalam keterangan pers, Jumat (9/11).
Selain nama-nama di atas, dua orang luka-luka, yakni Rambulanji (26 tahun) dan Kasti (10 tahun) masih dirawat di Puskesmas Sumarorong. Tak hanya itu, banjir ini juga mengakibatkan dua rumah hanyut, empat rumah rusak berat, satu lumbung padi hanyut, dan satu unit kendaraan roda empat hanyut.
Sutopo berujar saat ini Tim Reaksi Cepat BNPB memberikan pendampingan dalam penanganan darurat bencana di lokasi dan menyerahkan Rp 300 juta kepada BPBD. "BPBD Mamasa, BPBD Sulawesi Barat bersama TNI, Polri, Tagana, Basarnas, relawan dan masyarakat masih melakukan pencarian korban," ucapnya.
Posko penanganan darurat, dapur umum, pos kesehatan puntelah didirikan. "Pendataan masih terus dilakukan," kata Sutopo.