Kamis 08 Nov 2012 22:06 WIB

Tokoh Pendiri PBNU Diusulkan Jadi Pahlawan

Ribuan warga Nahdatul Ulama (NU) memadati Stadion Gelora Bung Karno saat peringatan Hari Lahir PBNU ke-85, Jakarta, Minggu (17/7).
Foto: Antara
Ribuan warga Nahdatul Ulama (NU) memadati Stadion Gelora Bung Karno saat peringatan Hari Lahir PBNU ke-85, Jakarta, Minggu (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusulkan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan sekaligus pejuang Kemerdekaan RI, KH Wahab Chasbullah menjadi Pahlawan Nasional.

Salah satu putra Wahab Chasbullah, KH Hasyim Wahab, di Surabaya, Kamis, mengatakan, PBNU bersama pihak keluarga saat ini sedang menyusun surat usulan pada pemerintah.

"Secara lisan, kami sudah berbicara soal usulan gelar pahlawan Mbah Wahab dengan pemerintah. Pemerintah melalui Bapak Menteri Sosial juga setuju dan meminta kami untuk mengajukan usulan," ujarnya, Jumat.

Senada dengan itu, mantan Mensesneg di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bondan Gunawan mengatakan, peran NU pada perlawanan tersebut sangat besar.

"Resolusi Jihad yang dikeluarkan K.H. Hasyim Asy'ari saat itu dan disebarkan kepada para pejuang di Surabaya adalah penyemangat terbesar perlawanan," katanya.

Dari sini, Bondan berpendapat bahwa Islam tegas dan keras dalam konteks melawan penindasan. "Islam itu keras dalam melawan penindasan. Tapi bukan keras membunuh orang lain," ucapnya, menyindir kelompok tertentu yang mengusung gerakan berlabel Islam dengan aksi kekerasan.

Peran NU lainnya terhadap pembangunan Indonesia, tambah Bondan, yaitu saat awal-awal pembentukan negara. Ketika Negara baru dibentuk, timbul perdebatan soal penetapan syariat Islam yang mulanya dimasukkan dalam butir Pancasila.

"K.H. Wahid Hasyim saat itu yang menyetujui agar tujuh kosakata itu dihapus. Ini membuktikan betapa visionernya ulama NU dalam memandang bangsa yang dibentuk dari beda-beda suku dan darah ini," katanya.

Setelah itu, katanya, ketika Pancasila dan NKRI dipersoalkan, justru NU menjadi garda terdepan yang meneguhkan bahwa Pancasila dan NKRI itu sudah final.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement