REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar menggulirkan wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto. Keinginan Golkar menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional didasarkan pada sejumlah pertimbangan.
Pertama, Golkar melihat Indonesia sebagai bangsa besar perlu melakukan rekonsiliasi dengan masa lalu. "Kita perlu berdamai dengan sejarah," kata Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Y Tohari saat dihubungi ROL, di Jakarta, Kamis (8/11).
Kedua, Golkar melihat setiap pemimpin pada dasarnya selalu ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara. Karena itu, kata Hajriyanto, sudah sepatutnya segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki pemimpin tetap mesti diapresiasi. (baca: Golkar Dorong Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional).
"Sebagai manusia seorang pemimpin ada kekurangan itu manusiawi," imbuhnya.
Ketiga, masih kata Hajriyanto, nilai-nilai Pancasila mengajarkan agar bangsa Indonesia tidak memiliki sifat pendendam. Hajriyanto percaya semangat berdamai dengan masa lalu, akan menjadi modal besar bangsa ini untuk maju.
Saat ini keinginan Partai Golkar menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional baru pada tahap usulan. Golkar, kata Hajriyanto, belum mendaftar secara resmi usulan mereka kepada pemerintah. (baca: Akhirnya, Soekarno-Hatta Bergelar Pahlawan Nasional).
"Kita berharap di masa mendatang usulan ini akan semakin diperkuat," tutupnya.