REPUBLIKA.CO.ID, Cahaya mentari pada Jumat (2/11) masih menerangi Kampus Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Mahasiswa menikmati hari itu sebagai waktu liburan.
Mereka berjalan menuju Kota Ponorogo menikmati kuliner, seperti Ikan Gurame goreng atau bakar atau masakan Padang, Sumatra Barat. Jumat adalah hari kebebasan, karena tidak ada kuliah.
Namun di hari itu, Pembantu Rektor I ISID, KH Imam Subakir Ahmad, menderita demam. "Suhu badan sekitar 38 sampai 40 derajat celcius," jelas Wakil Direktur Kulliyatul Mu'allimin al-Islamiyah (KMI), Nur Hadi Ikhsan, saat dihubungi, Rabu (7/11).
Di hari itu, anak pertama KH Imam Subakir, Rosda Diana, mendampingi ayahnya. Demam seperti itu membuat menantu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, (alm) KH Imam Zarkasyi, itu harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Ponorogo, sekitar lima kilometer utara Kota Ponorogo. Di sana dia dirawat.
Selang besar dihubungkan ke badannya. Berbagai alat medis dikerahkan untuk membantu penyembuhan KH Imam Subakir. "Saya ikhlas. Saya ikhlas," jelas KH Imam Subakir, pada Jumat itu, seperti dituturkan Nur Hadi Ikhsan.
Perawatan di RSUD itu dinilai tidak cukup, sehingga pasien harus dilarikan ke RSUD Madiun, pada Ahad (4/11) sore. Disanalah dia dirawat hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (7/11) sore pukul 17.00 WIB.