REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 12 kepala negara akan hadir dalam gelaran tahunan Bali Democracy Forum (BDF). Gelaran tingkat eksekutif itu akan diselenggarakan di Denpasar, Bali pada 8 sampai 9 November mendatang.
"Berbagai pandangan tentang nilai dan tatanan demokrasi global akan menjadi topik pembahasan kali ini," kata Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habis saat dihubungi, Rabu (7/11).
Dia mengatakan, gelaran ini adalah yang ke lima kalinya diselenggarakan. Dipastikan kepala negara dari, Brunei Darussalam, Afghanistan, Iran, Timor Leste, Turki, Thailand, Papua Nugini, Singapura, Nepal, Australia, dan Korea Selatan akan kumpul dan hadir.
Dia menjelaskan, BDF kali ini adalah upaya meningkatan inklusifitas negara-negara peserta. Sebab tanpa disadari telah menyeret berbagai negara observer di dalamnya. "Semula ini adalah forum tingkat menteri luar negeri," Kusuma menerangkan.
Kata dia, semua negara peserta maupun perwakilan negara observer akan mendiskusikan secara intens pengalaman demokrasi di negara masing-masing. Ia melanjutkan, Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang memimpin langsung acara tersebut.
Presiden akan memberikan pidato kenegaraan untuk membuka acara tersebut. Selain demokrasi, persoalan keamanan dan penyemaian perdamaian juga akan menjadi topik sentral yang akan dibawa oleh Indonesia. Mengingat beberapa negara seperti Iran dan Turki juga direncakan akan hadir.
"Forum ini tidak mengikat. Tapi tidak menutup kemungkinan adanya kerjasama lain dari forum ini," Kusuma menuntaskan.