Rabu 07 Nov 2012 19:33 WIB

Untuk Pertama Kali, Mega Kutip Omongan SBY

Rep: Esthi Maharani / Red: Djibril Muhammad
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Perang dingin yang sering ditunjukkan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono seringkali terjadi. Namun, dalam pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soekarno pada Rabu (7/11), Megawati mengutip omongan SBY.

Megawati sepakat dengan SBY mengenai tidak perlu lagi adanya polemik tentang Soekarno di masa depan. Terlebih lagi setelah adanya penyematan gelar Pahlawan Nasional kepada bapaknya itu. "Jangan dibuat lagi polemik. Tidak ada prasangka, praduga yang terjadi," katanya.

Polemik yang dimaksud tak lain adalah penetapan gelar kepahlawanan yang melekat pada Soekarno. Dulu, Soekarno hanya dikenal sebagai proklamator, bukan pahlawan nasional.

Tanda jasa, tanda kehormatan nasional itu secara hukum formal memang tercatat. Tetapi, gelar pahlawan proklamator yang diberikan kepada Bung Karno dan Bung Hatta pada zaman Soekarno tidak ada dalam perundangan.

Ia juga sepakat penegasan yang diberikan kepada negara dan bangsa pada saat ini merupakan pengakuan sebagai pahlawan bangsa sehingga tidak perlu lagi ada ketakutan untuk membicarakan pikiran-pikiran Bung Karno.

Dalam pidatonya, Presiden SBY meminta seluruh  rakyat Indonesia, sebagai bentuk kecintaan, penghormatan dan penghargaan kepada kedua Bapak dan Guru Bangsa ini, kita tinggalkan segala stigma dan pandangan yang tidak positif, yang tidak perlu dan tidak semestinya.

"Sebenarnya rakyat Indonesia melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan ketetapannya juga telah menghapuskan stigma yang tidak baik yang mungkin ada terhadap Bung Karno, Pahlawan dan Bapak Bangsa kita. Mari kita pedomani dan laksanakan apa yang menjadi kehendak rakyat itu," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement